Mengkritisi Images Religius


Mengkritisi Images Religius
Kamis, 16 Syawal 1429
15 Oktober 2008

Sering kita jumpai di internet atau menerima email (atau terkadang juga dalam bentuk selebaran cetak, dsb) berisi tentang ‘bukti-bukti kebesaran Allah atau Islam’ atau ‘Mukjizat Allah’ atau sekedar link ke sebuah situs/blog yang memuat berita atau penjelasan tentang apa yang dianggap atau diklaim sebagai ‘ayat-ayat (mukjizat) Allah yang nyata’. Biasanya, yang dapat dilihat dalam berita semacam itu adalah sesuatu yang terlihat mengejutkan; berupa gambar atau kejadian alam yang ‘aneh’ atau tidak biasa. Misalnya, adanya tulisan lafal Allah atau Muhammad atau kalimat / kata yang berhubungan dengan Islam pada benda-benda atau makhluk-makhluk di alam. Tetapi ada juga yang lebih dari itu. Berikut ini sejumlah contohnya, namun – alangkah baiknya – kita renungkan:

1. Pernahkah kita mempertanyakan kesahihan atau kebenaran dari gambar-gambar semacam itu? Jangan-jangan cuma lukisan tuangan kreatifitas seseorang (seperti gambar pohon yang membentuk lafal laa ilaaha illallaah) atau manipulasi gambar (seperti sejumlah kasus di bawah).

2. Bagaimana jika ada bentukan-bentukan di alam (yang kalau kita bayangkan dengan sedikit imajinasi) ternyata berbentuk SALIB atau wajah YESUS atau BINTANG DAVID atau lambang keagamaan atau sekte-sekte kepercayaan lain? Contoh1 :: contoh2 :: contoh3

3. Sebenarnya perlukah kita ‘membuktikan’ kebenaran Allah atau Islam dengan cara seperti ini? Jangan-jangan hanya akan menjadi bahan olok-olok?

Tulisan ini tidak bertujuan untuk mengecilkan kebesaran Allah atau membantah kebenaran Islam, tetapi untuk menunjukkan bahwa hal-hal yang diklaim sebagai bukti tersebut adalah sesuatu yang salah dan tidak pada tempatnya. Tulisan ini juga bertujuan untuk mengajak kaum muslimin agar berpikir lebih kritis dan tidak sekedar ikut-ikutan sehingga menjadi bahan olok-olokan kaum yang lain.

Sesungguhnya berbagai bukti ilmiah, benar-benar hasil penemuan ilmu dan teknologi manusia mutakhir, telah menunjukkan kebenaran dari ayat-ayat qauliyah atau wahyu Allah dalam Al Qur’an.

Ketika Bulan Terbelah

Gambar ini biasa dipakai sebagai media pembuktian tafsir Surat Al-Qamar, 54:1

Ada sebuah ayat di dalam al Qur’an yang menyatakan bahwa bulan [pernah/akan] terbelah ketika jaman telah mendekati kiamat. Sengaja kata “pernah” dan “akan” saya beri kurung karena ada sejumlah khilafiyat penafsiran tentang ayat ini. Selengkapnya arti ayat tersebut adalah sebagai berikut: “Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan”.

Dalam catatan kaki dari terjemahan Al-Qur’an Departemen Agama RI ditulis: Yang dimaksud dengan saat di sini ialah terjadinya hari kiamat atau saat kehancuran kaum musyrikin, dan “terbelahnya bulan” ialah suatu mukjizat Nabi Muhammad SAW.

Memang ada hadits yang meriwayatkan peristiwa terbelahnya bulan di masa Nabi ini. Hal ini terjadi ketika kaum musyrikin ‘menantang’ Nabi untuk menunjukkan bukti kenabiannya dengan meminta membelah bulan. Silakan cek kesahihan riwayat hadits ini.

Sejak cukup lama, telah beredar melalui internet sebuah gambar permukaan bulan yang diklaim sebagai bukti pernah terbelahnya bulan sekaligus bukti ‘kebenaran’ ayat di atas. Gambar aslinya dapat dilihat pada situs Badan Antariksa Amerika (NASA).Lihat >

Di sana terlihat sebuah ngarai (semacam kanal kering) besar yang lurus membentang, dan mengesankan sebuah bekas patahan atau belahan yang tersambung kembali. Tetapi, jika kita bersedia membaca lebih jauh keterangan dari NASA mengenai gambar tersebut, orang akan berpikir ulang untuk menyatakan bahwa ngarai tersebut merupakan bekas terbelahnya bulan.

Beberapa fakta tentang bentukan alam di bulan tersebut:

  • Ilmuwan menyebutnya sebagai RILLE. Meskipun ada banyak spekulasi tentang asal muasal kejadiannya, tetapi pendapat terkuat menyatakan bahwa ia merupakan bekas kanal atau saluran lava yang keluar dari perut bulan di masa lampau. Khusus yang berbentuk lurus, diduga merupakan patahan tanah yang turun di antara 2 sesar (Lihat >) kerak bulan yang sejajar.
  • RILLE mempunyai berbagai macam bentuk. Lurus dan panjang seperti gambar di atas adalah salah satunya. Sisanya ada yang seperti aliran sungai sebagaimana di bumi (Lihat >). Mereka ditemukan di hampir semua titik di permukaan bulan.
  • RILLE tidaklah sepanjang yang diperkirakan. Meskipun ada yang mencapai ratusan kilometer, tetapi tidak ditemukan RILLE yang mengelilingi seluruh permukaan bulan. Kalau bulan pernah terbelah dua dan RILLE tersebut adalah bukti bekas belahannya, tentunya kita bisa harapkan bahwa RILLE tersebut membentuk garis yang mengelilingi bulan.

Jadi, tidak tepat menjadikan gambar di atas sebagai bukti bahwa bulan pernah terbelah.

Bagi kita, yang mengimani Allah, ayat tersebut harus dipercayai. Allah Maha Kuasa untuk membelah bulan. Dan Ia pun kuasa untuk menyatukannya kembali, dengan atau tanpa bekas. Semuanya mudah bagi Allah.

Ke Atas

Bukit Budha

Dengan sedikit imajinasi dan kemampuan olah foto, jadilah ‘Kepala Sang Budha’ menjadi ‘bukti’ kebesaran Allah.

Gambar semacam ini sudah sejak lama beredar di internet melalui berbagai mailing list tempat berdiskusi kaum muslimin. Dan gambar ini (beserta beberapa yang lain) dijadikan sebagai ‘bukti’ kebesaran Allah. Lagian apa hubungannya ‘Sang Budha’ dengan kebesaran Allah atau kebenaran Islam?

Machu Picu, Peru

Rekayasa Gambar

Rekayasa Gambar

Jadilah Kepala Budha

Jadilah Kepala Budha

Aurora Melafalkan Allah

Ketika orang lain tidak melihat seperti yang Anda bayangkan. Gambar semacam di samping ini tentang ditemukannya lafal ‘Allah’ atau ‘Muhammad’ pada berbagai benda, binatang, atau kejadian adalah sebuah contoh dari fenomena psikologis yang disebut: PAREIDOLIA. (Silakan klik untuk lihat fenomena “mirip-miripan” lainnya, termasuk yang mirip Yesus, atau Bunda Maria). Ia adalah: “Obsesi benak kita untuk menemukan pola (gambar bermakna tertentu) dalam sesuatu yang sebenarnya samar, acak atau bisa memiliki aneka makna (ambiguous), dari bentukan awan hingga guratan kayu”. Jadi, boleh ‘kan sekiranya saya melihat ‘gambar’ lain pada foto aurora (cahaya kutub) dalam kemiripan yang lain seperti di sebelah itu.

Ketika Langit berwarna Merah Mawar

Gambar ini biasa dipakai seagai media pembuktian tafsir Surat Al-Rahman, 55:37.

Mengomentari lagi tentang foto-foto kebesaran Allah. Sepertinya kita mesti hati-hati untuk menafsirkan kebenaran ayat Al-Quran dengan penemuan/data ilmiah, khawatir keliru!

Ini gambar yang dijadikan rujukan sebagai tafsir dari salah satu ayat dari surat Al-Rahman, “Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak“.

Dikatakan bahwa gambar ini, yang merupakan hasil tangkapan dari Teleskop ruang angkasa Hubble, menunjukkan bahwa jika nanti bintang meledak, maka hasilnya adalah warna merah seperti mawar. Bahkan dalam beberapa email yang beredar dinyatakan bahwa seharusnya gambar ini, sebuah nebula, seharusnya dinamai Oily Red Rose Nebula (Nebula Mawar Merah Yang Berkilap).

Ini gambar yang sama dengan skema warna yang lain. Warna ini lebih mendekati warna kalau dilihat dengan mata. Astronomer memberi nama benda angkasa ini Cat’s Eye Nebula (Nebula Mata Kucing), karena memang warnanya yang hijau dan bentuknya yang bulat seperti mata kucing. Nah, jadi gimana nih? Merah atau hijau warnanya?!

Astronomer biasanya “mewarnai” hasil “tangkapan” mereka dengan warna-warna yang bermakna khusus untuk menganalisa komposisi atau struktur dari benda angkasa. Misalnya, pada gambar ini, biru adalah warna untuk pendaran atom oksigen.

Cukuplah, menurut saya, gambar ini membuktikan kebesaran Allah, dalam arti bahwa bintang-bintang nantinya akan dihancurkan. Matahari kita juga akan menemui ajalnya kelak. Mungkin dengan ledakan hebat seperti Nebula di atas. Ledakannya, boleh jadi akan melumat bumi dan isinya. Dan hal tersebut merupakan perkara kecil dan mudah bagi Allah. Tetapi tentunya, bukan bukti atas tafsir ayat 37 surat Al-Rahman tersebut.

Namun demikian, baik juga, kita apresiasi seseorang yang karena kecintaannya kepada Tuhan sehingga apapun yang tampak di sekitarnya terlihat sebagai ‘perwujudan’ dari Yang dicintainya. Ibarat orang kasmaran, pada segala sesuatu, di mana dan kapan saja selalu ingat nama sang kekasih.[]

Disebarluaskan dari: http://al-habib.tripod.com. Naik Ke Bukit