Ayat-ayat Cinta vs Ayat-ayat Setan (II)
Ayat-ayat Cinta vs Ayat-ayat Setan (II)
Oleh Shodiqiel Hafily
29 April 2008
About Satanic Versus atau novel Ayat-ayat Setan, saya tidak pernah – bahkan tidak terbersit sedikitpun keinginan – membacanya. Saya hanya tahu deskripsinya dari tulisan-tulisan yang bertebaran di surat kabar dan internet. Pertama, karena aroma sensasi yang menghebohkan dunia Islam itu telah membuat sesak nafas, perut neg dan ingin muntah. Kedua, bagi saya, kreasi apapun – novel atau film dan lain-lain – yang berpotensi memicu amarah orang, umat, atau bangsa lain, sudah cukup sebagai indikator bahwa itu karya tak bermutu, miskin inspirasi dan etika-budaya yang rendah sekali. Adakah istilah yang lebih pas dari itu bagi orang yang tenggelam dan mau naik ke permukaan dengan menginjak-injak kepala sesamanya sebagai tangga?
“Bul Zamzam fatu’raf”, pepatah arab itu artinya: kencingilah Zamzam pasti kau jadi terkenal. Salman Rushdi, Geert Wilders dan para penoda lainnya, “mengamalkan” sepenuhnya adagium itu untuk mendongkrak popularitasnya yang tidak laku. Dan terbukti cukup efektif dan menghebohkan. Jadilah mereka terkenal, karyanya bikin penasaran, mendapat standing ovation (bukan karena mutu-kualitas, melainkan karena seru dan telaknya ejekan atau hinaan) atau “penghargaan” lainnya dari kalangan yang seide-seideologi dan sama rendahnya martabat etika budayanya.
Ternyata, setan lebih ‘bermartabat’. Setan mengajari kita bagaimana mencari popularitas dengan cara menentang arus dan bikin beda tanpa harus menodai kehormatan makhluk lain. Menolak bersujud, ketika semua penghuni surga bersujud. Dan dengan ‘santun’, setan mengajukan keberatan dan alasan logis . Ternyata, setan juga lebih argumentative ketimbang orang-orang yang mengemukakan alasan sebagai kebebasan berekspresi.
Persoalannya adalah:
- Pelaku penodaan dan penghinaan agama – setahu saya hingga saat ini – belum ada yang diajukan maupun dijatuhi sanksi hukum sebagai mana diwacanakan Din Syamsuddin. Mahkamah Internasional hanya “tegas” pada kasus penjahat perang.
- Kalaupun kasus penodaan agama semisal itu diajukan ke Mahkamah Internasional belum tentu direspons sebagai kasus “serius”. Apalagi, di forum internasional, bargaining politik dunia Islam lumayan lemah. Kendati ada yang cukup kuat, SA misalnya, tampaknya enggan sekali kalau sampai “kemesraannya” dengan AS terganggu oleh hal-hal “sepele” semacam itu. Mungkin lantaran akronim yang sangat “jodoh”, SA dan AS. Padahal kita tahu, AS memposisikan diri sebagai polisi dunia dan kita tahu bagaimana pandangan petinggi-petinggi AS dan sekutunya terhadap Islam.
- Jika supremasi hukum internasional dalam cengkeraman AS, kita patut merasa cemas dan curiga bahwa tuduhan-tuduhan dan labelitas teroris, penghinaan agama, politik standar ganda dan semacamnya adalah kepanjangan tangan dari organisasi bawah tanah paling berpengaruh semisal Freemasonry, Illuminati, Qabalis dll.*
Jika asumsi itu benar, berarti merupakan skenario besar yang mesti dihadapi dengan taktis-strategis. Setidaknya, bagi orang awam semacam saya, mesti menghadapi kasus-kasus serupa dengan tidak mudah tersulut amarah yang membuat mereka menonton kegirangan. Pertama, tetap pada sikap santun sebagaimana diajarkan Islam. Jika sebaliknya yang terjadi, maka tidak berbeda antara yang beretika budaya luhur dengan mereka yang kurang beradab. Kedua, hadapi dan sikapi dengan cerdas dan cermat. Ketiga, tingkatkan solidaritas sesama muslim. Dan keempat, berikan keteladanan toleransi dan saling menghormati dalam interaksi sosial dengan umat lain.
Saya yakin, pada diri setiap orang terkandung nilai-nilai fitrah yang suci untuk dapat melihat kebenaran dan kemulian. Mungkin pada saat diselubungi kabut syahwat ambisi, api arogansi, tirani dan semacamnya, kebenaran dan nilai-nilai fitrah yang suci mengabur. Tapi pada saat akhirnya cahaya kebenaran menerobos kabut, penyesalan pasti datang menjelang. (Baca halaman Flashback).[]
—————————–
*) Lihat Perang Afganistan: Perang Menegakkan Hegemoni Amerika Di Asia Tengah. Baca juga Zionis: Gerakan Menaklukkan Dunia, oleh ZA. Maulani, Daseta, 2002. Perhatikan juga ikon Lucifer pada mata uang 1 dolar AS serta kalimat berbahasa latin: Annuit Coeptis – Novus Ordo Seclorum (Konspirasi Kita – Sebuah Tata Dunia Baru).
TGH.Nizar Al-Kadiri 1:43 am on 16 Mei 2008 Permalink
Memang demikian adanya.
SukaSuka
nizar6189 5:19 pm on 20 Mei 2008 Permalink
Ternyata ketika saya membaca dan mengomentari tulisan anda ini pada waktu sebelumnya, saya tidak terlalu fokus dalam perhatian, namun setelah beberapa waktu lalu anda juga mengomentari posting saya di nizar6189.wordpress.com ternyata baru saya agak tersentak, dan saya memang seperti anda dalam hal ini (pengetahuan tentang novel dan filemnya), tidak begitu tau banyak tentang haliyi, namun setelah saya coba korek keterangan dari beberapa teman, ternyata belum banyak yang menyadari tentang penistaan nilai-nilai agama dengannya. Saya akan mecoba di lain kesempatan untuk mengulas ini di web saya. terimakasih atas semuanya.
+ Sama-sama, Ngku..
SukaSuka
fuadi lkirom 12:07 am on 3 Desember 2008 Permalink
Penistaan diinul islam, atau pelecehan terhadap diinul islam itu saya ibaratkan bagai sebuah pohon. Tidak ada orang melempar batu pada pohon yang tak berbuah, artinya betapa pohon kalau sudah berbuah akan menarik hati berbagai kalangan, ada yang suka ada yang benci, iri hati dll.
[adimulya20 (05/12/29 01:39:07 م) ]
SukaSuka
My Paradise 4:33 am on 3 Desember 2008 Permalink
Komentar yang saya blockquote di atas, saya kutip utuh dari chatting Paradise.group di yahoo dengan seorang sahabat, kritikus sosial sekaligus komentator setia blog ini.
Menarik ditanggapi karena lumayan kontroversial, TANPA AGAMA dan “adalah” tidak ada lanjutannya (karena tidak muat). Mungkin lain waktu akan dia lanjutkan buat kita ketahui. Silakan yang mau kasih tanggapan..
SukaSuka
fuadi lkirom 9:03 pm on 10 Desember 2008 Permalink
dengan betul betul mencintai ALLOH SWT, SHANG TI (Budha Tao), TIAN (Konghucu), ALLAH (Kristen, Katholik), ELLOHIM(yahudi)dll.yang notabene sebagai TUHAN YANG MAHA ESA, TUHAN MAHA TINGGI. Dialah Sang Pencipta alam semesta. Dan seharusnya memang kalau kita mau mencari dengan sungguh-sungguh maka jalan keselamatan dunia dan akhirat yang kita kehendaki Insya ALLoh TUHAN ALLOH akan memberikan hidayah pada kita, pada yang namanya DIINUL ISLAAM, suatu teori keselamatan yang paling benar, dari teori agama, karena diinul islam mencakup beberapa aspek sosial sebagai rahmatan lil alamiin serta keyakinan vertikal kekuasaan tunggal ALLOH swt. Dengan meyakini DIA serta Kanjeng Nabi Muhammad sebagai rosululloh saw. Adapun prinsip yang utama pada teori keselamatan ini adalah ATII’ULLOOH WA ATII’URROSUUL WAULIL AMRI MINKUM, segala apa yang menjadi syarat keselamatan harus kita jalankan, seperti rukun Islam, rukun iman dan lain sebagainya.. . Barangkali ini mungkin yang bisa saya sampaikan bilamana ada suatu kekurangan atau mungkin kesalahan saya dalam menulis mohon diluruskan atau mari kita kaji bersama. WASSALAMUALAIKUM WR. WB.
+ Diskusi tentang topik ini amat menarik bagi para pencari kesejatian hidup. Tulisan ringkas tentang ini klik: Bungamu Meracuni Hatiku.
SukaSuka
fuadi lkirom 1:19 am on 11 Desember 2008 Permalink
Ketika aku jauh dari agama aku merasa lega, namun begitu aku jauh dari TUHAN-ku, aku merasa hilang kendali serta merasa kesepian, hampa , hidup serasa tak bermakna.., aku baru belajar lebih mencintai ALLOH swt. dan Kanjeng Nabi Muhammad saw dari pada A G A M A
SukaSuka
fuadi lkirom 11:31 pm on 15 Desember 2008 Permalink
Wahai para sahabat, teman teman, saudara-saudara, handaitaulan, serta rekan-rekan, semuanya, baik laki-laki maupun perempuan, kaya-miskin, tua-muda, yang beragama apapun, baik beragama Kristen, Budha , Hindu, Islam, Kong Hu Cu dll. Marilah kita semua satukan tekad kita untuk menuju keselamatan dunia dan akhirat, yaitu dengan menyembah ALLOH swt dan mempercayai Nabi Muhammad saw. sebagai RosulNYa, dan mengamalkan segala perintahNYa, serta berusaha menjauhi segala laranganNYA ATII’ULLOOH WA’ATII’URRUSUL WAULIL AMRI MINKUM. Mari kita semua umat manusia mengucapkan LAA ILAHA ILLALLOOH MUHAMMADURROSUULULLOOH, agar damai semua umat di bumi, seperti waktu Nabi Adam sampai nabi berikutnya, yang mereka sembah, yang mereka mintai, juga tempat berkeluh kesah, bermohon, dll hanya ALLOH swt, inilah sebagai bentuk penyampaian saya, pada seluruh umat di bumi. Semoga kita semua mendapatkan rahmat, kasih sayang ALLOHswt. Amiin.. .
SukaSuka
Muh Ali Imran 5:48 am on 24 Mei 2009 Permalink
Bismillah, saya sebenarnya membaca buku Ayat-ayat Cinta tsb sangat menjijikkan. Wahai Habiburahman, kemana kau simpan agamamu bukankah Anda menghapal Al-Qur’an dan sekolah di Kairo? Mengapa Anda menaroh gambar wanita di buku Anda? Dimana otak Anda bukankah itu perkara yang haram?! Dan untuk teman-teman yg ingin membaca buku bantahan Ayat-ayat cinta yaitu Mayat-mayat Cinta bisa membelinya di toko terdekat Anda di seluruh indonesia.
+ Untuk numpang promosi dan popularitas tak perlu menjelek-jelekkan yang lain. Bahasa adalah cermin kepribadian..
SukaSuka
dedy,s.pdi 10:04 pm on 28 Maret 2010 Permalink
ini memang menjadi ciri kiamat sudah mendekat ; kebenaran menjadi kabur, kita lebih gampang melakukan ma’shiat daripada kebenaran,agama diperjualbelikan,diputarbalikkan seenak perut sendiri……….
saya teringat hadits nabi : barangsiapa yang memutarbalikkan hadits dan qur’an semaunya mengatasnamakan aku,maka bersiap-siaplah masuk nerak…….hadits.
subhanallah, mari kita muhasabah diri dan keluarga kita sendiri,agar selamat di dunia ini……..
SukaSuka
nurhadi 4:15 am on 20 April 2010 Permalink
Memang benar sekarang banyak orang atau aliran baru dalam islam yang katanya mau memperbaiki islam namun sayang tidak diatas ilmu dan manhaj shalafus sholih dan bimbingan para ulama salaf, akhirnya bukan kebaikan yang di dapatkan tetapi kehancuran…
SukaSuka